TERMS OF REFERENCE
Program pengendalian HIV/AIDS bertujuan utama untuk menghentikan epidemi AIDS di Indonesia pada tahun 2030, dengan tujuan khusus (‘three zeros’) untuk (a) menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru; (b) menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS; dan (c) meniadakan diskriminasi terhadap ODHA.
Untuk mencapai tujuan diterapkan pendekatan 90-90-90 atau ‘fast track’, yaitu menemukan 90% dari perkiraan ODHA yang ada melalui tes HIV, mengobati 90% ODHA yang ditemukan dan memastikan 90% dari ODHA yang diobati mengalami supresi virus (tidak terdeteksi dengan pemeriksaan ‘viral load’).
Pendekatan tersebut sedang diterapkan secara intensif di tahun 2018-2020 di 238 kab/kota terpilih yang ada di 34 provinsi, dengan dukungan dana pemerintah (APBN dan APBD) serta dukungan berbagai mitra di dalam dan luar negeri, terutama dari ‘the Global Fund’ (GF). Program Pengendalian HIV AIDS di Indonesia mendapatkan bantuan hibah dari Global Fund sejak tahun 2003 yang berlanjut hingga tahun 2018 – 2020 dengan paket kegiatan New Funding Model continued AIDS, Tuberculosis and Malaria (NFMc ATM). Kegiatan dukungan GF memungkinkan juga LSM berperan dalam pencegahan melalui penjangkauan, penyuluhan dan memberikan dukungan kepada ODHA dalam bentuk psikososial termasuk di dalamnya kepatuhan berobat dan menemukan kembali ODHA yang Lost To Follow Up.
Salah satu indikator utama kegiatan Pengendalian HIV tersebut adalah ODHA sedang dapat ART dengan target 258,340 ODHA (40% estimasi 640.443 ODHA) di akhir 2020. Pada akhir semester 3 tercapai 115.750 ODHA yaitu 18% dari estimasi ODHA yang ada dibandingkan atau 72% dari target S3 159,755 ODHA. Dengan tren yang ada, diperkirakan target ODHA sedang dapat ART di 2020 tidak akan tercapai.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh Yayasan Spiritia dalam mencapai target ART tersebut adalah ketika Pendukung Sebaya menghadapi ODHA yang jenuh minum obat, lebih percaya dengan pengobatan tradisional dan pendekatan agama, orang-orang yang lebih tua usianya, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Yayasan Spiritia akan membuat buku saku yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Pendukung Sebaya untuk menghadapi beberapa tipe ODHA tersebut. Tujuannya adalah untuk memperkuat kapasitas pendukung sebaya agar mampu memotivasi ODHA kembali berobat, ujungnya tentu berkontribusi pada pencapaian ODHA on ART.
Spiritia saat ini membuka kesempatan bagi konsultan untuk mengembangkan panduan komunikasi bagi pendukung sebaya dengan keluaran sebagai berikut:
Tujuan konsultansi ini adalah:
Berikut adalah tugas-tugas dan kegiatan yang dijalankan oleh konsultan untuk mencapai tujuannya:
Konsultan akan dikontrak maksimum 7 hari kerja dengan proses pengerjaan sepanjang bulan November dan Desember 2019.
JADWAL PEMBAYARAN
Tahap Deskripsi Keluaran
Pembayaran 1 50% dari biaya konsultasi • Kontrak kerjasama ditandatangani
• Rencana kerja Konsultan Pembayaran 2 50% dari biaya konsultasi • Final buku saku
FASILITAS
Konsultan Kualifikasi, Ketrampilan, dan Pengalaman Local/Regional Consultant Pendidikan:
Kandidat yang tertarik bisa mengirikan Surat Ketertarikan (Letter of Interest) disertai dengan CV melalui email ke: hrd@spiritia.or.id dengan Cc ke rahmat@spiritia.or.id paling lambat pada Rabu, 13 November 2019 jam 12:00 WIB
SURAT LAMARAN
CV dan surat pengantar yang berisi kriteria seleksi (pengalaman dan kualifikasi yang diperlukan) yang disebutkan di atas dan memberikan dokumen pendukung terkait dengan tarif sebelumnya.
Harap dicatat bahwa hanya kandidat terpilih yang akan dihubungi.
- Title: Konsultan Pengembangan Buku Saku Komunikasi untuk Pendukung Sebaya
- Budget Line 308: Communication Pocket Book for Peer Support
- Duration: November – Desember
- Period: 7 hari
- Location: Jakarta, Indonesia
Program pengendalian HIV/AIDS bertujuan utama untuk menghentikan epidemi AIDS di Indonesia pada tahun 2030, dengan tujuan khusus (‘three zeros’) untuk (a) menurunkan hingga meniadakan infeksi HIV baru; (b) menurunkan hingga meniadakan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS; dan (c) meniadakan diskriminasi terhadap ODHA.
Untuk mencapai tujuan diterapkan pendekatan 90-90-90 atau ‘fast track’, yaitu menemukan 90% dari perkiraan ODHA yang ada melalui tes HIV, mengobati 90% ODHA yang ditemukan dan memastikan 90% dari ODHA yang diobati mengalami supresi virus (tidak terdeteksi dengan pemeriksaan ‘viral load’).
Pendekatan tersebut sedang diterapkan secara intensif di tahun 2018-2020 di 238 kab/kota terpilih yang ada di 34 provinsi, dengan dukungan dana pemerintah (APBN dan APBD) serta dukungan berbagai mitra di dalam dan luar negeri, terutama dari ‘the Global Fund’ (GF). Program Pengendalian HIV AIDS di Indonesia mendapatkan bantuan hibah dari Global Fund sejak tahun 2003 yang berlanjut hingga tahun 2018 – 2020 dengan paket kegiatan New Funding Model continued AIDS, Tuberculosis and Malaria (NFMc ATM). Kegiatan dukungan GF memungkinkan juga LSM berperan dalam pencegahan melalui penjangkauan, penyuluhan dan memberikan dukungan kepada ODHA dalam bentuk psikososial termasuk di dalamnya kepatuhan berobat dan menemukan kembali ODHA yang Lost To Follow Up.
Salah satu indikator utama kegiatan Pengendalian HIV tersebut adalah ODHA sedang dapat ART dengan target 258,340 ODHA (40% estimasi 640.443 ODHA) di akhir 2020. Pada akhir semester 3 tercapai 115.750 ODHA yaitu 18% dari estimasi ODHA yang ada dibandingkan atau 72% dari target S3 159,755 ODHA. Dengan tren yang ada, diperkirakan target ODHA sedang dapat ART di 2020 tidak akan tercapai.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh Yayasan Spiritia dalam mencapai target ART tersebut adalah ketika Pendukung Sebaya menghadapi ODHA yang jenuh minum obat, lebih percaya dengan pengobatan tradisional dan pendekatan agama, orang-orang yang lebih tua usianya, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Yayasan Spiritia akan membuat buku saku yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Pendukung Sebaya untuk menghadapi beberapa tipe ODHA tersebut. Tujuannya adalah untuk memperkuat kapasitas pendukung sebaya agar mampu memotivasi ODHA kembali berobat, ujungnya tentu berkontribusi pada pencapaian ODHA on ART.
Spiritia saat ini membuka kesempatan bagi konsultan untuk mengembangkan panduan komunikasi bagi pendukung sebaya dengan keluaran sebagai berikut:
- Melakukan review terhadap buku panduan serupa yang sudah ada baik ditingkat nasional maupun internasional.
- Membuat buku saku panduan komunikasi bagi pendukung sebaya dengan konteks situasi HIV/AIDS terkini.
Tujuan konsultansi ini adalah:
- Membuat buku saku komunikasi bagi pendukung sebaya untuk menghadapi ODHA yang sulit kembali ke pengobatan dengan alasan jenuh minum obat, lebih percaya dengan pengobatan tradisional dan pendekatan agama, orang-orang yang lebih tua usianya dan lain sebagainya.
Berikut adalah tugas-tugas dan kegiatan yang dijalankan oleh konsultan untuk mencapai tujuannya:
- Kegiatan Keluaran Hari Konsultasi
- Pertemuan konsultasi dengan Spiritia dan mitra kerjanya untuk mendapatkan masukan dan kondisi lapangan. Catatan hasil konsultasi 1 hari
- Penulisan buku saku komunikasi bagi pendukung sebaya. Draft – 1 3 hari
- Pertemuan konsultasi draft-1 buku saku Catatan hasil konsultasi 1 hari
- Penulisan buku saku komunikasi bagi pendukung sebaya. Final 2 hari
- 7 hari
- Laporan dan buku saku dibuat dalam Bahasa Indonesia.
- Setelah menerima kiriman dan sebelum pembayaran angsuran, laporan dan dokumen kiriman terkait akan ditinjau dan disetujui oleh Spiritia. Periode peninjauan adalah satu minggu dari hari kerja setelah diterimanya.
Konsultan akan dikontrak maksimum 7 hari kerja dengan proses pengerjaan sepanjang bulan November dan Desember 2019.
JADWAL PEMBAYARAN
Tahap Deskripsi Keluaran
Pembayaran 1 50% dari biaya konsultasi • Kontrak kerjasama ditandatangani
• Rencana kerja Konsultan Pembayaran 2 50% dari biaya konsultasi • Final buku saku
FASILITAS
- Spirita akan memberikan materi terkait dengan implementasi di lapangan jika dibutuhkan.
- Konsultan diharapkan untuk bekerja dari jarak jauh menggunakan komputernya sendiri, tetapi dapat mengakses printer, dokumen yang relevan dan bekerja di kantor Spiritia jika dibutuhkan.
- Kinerja konsultan akan dievaluasi berdasarkan: ketepatan waktu, tanggung jawab, inisiatif, komunikasi, akurasi, dan kualitas keluaran yang dikirim.
Konsultan Kualifikasi, Ketrampilan, dan Pengalaman Local/Regional Consultant Pendidikan:
- Pasca-Sarjana dalam bidang ilmu sosial, kesehatan, kesehatan masyarakat atau bidang terkait.
- Keterampilan antar-pribadi dan komunikasi yang sangat baik.
- Keterampilan perencanaan dan penulisan analitik yang sangat baik.
- Pengalaman minimum 5 tahun di bidang HIV & AIDS, utamanya terkait dengan pengobatan dan perawatan
Kandidat yang tertarik bisa mengirikan Surat Ketertarikan (Letter of Interest) disertai dengan CV melalui email ke: hrd@spiritia.or.id dengan Cc ke rahmat@spiritia.or.id paling lambat pada Rabu, 13 November 2019 jam 12:00 WIB
SURAT LAMARAN
CV dan surat pengantar yang berisi kriteria seleksi (pengalaman dan kualifikasi yang diperlukan) yang disebutkan di atas dan memberikan dokumen pendukung terkait dengan tarif sebelumnya.
Harap dicatat bahwa hanya kandidat terpilih yang akan dihubungi.