loading...

Job Vacancy at Fauna & Flora International - Pengembangan Modul Tematik Perubahan Iklim, Aceh

Fauna & Flora International - Aceh Programme mencari 1 (satu) orang konsultant:
 
 
Fauna & Flora International – Aceh

Term of References
Pengembangan Modul Tematik Perubahan Iklim
 
A. Latar Belakang
Pada penyusunan rancangan kerja Tahun 2014 terdapat 24 (Dua puluh empat) kegiatan pelatihan dan penguatan kapasitas dengan target bervariasi mulai dari staff pemerintah yang terhubung erat dengan capaian program, masyarakat lokal (tokoh adat, pengelola Hutan Desa, Communty Ranger, kelompok perempuan) para praktisi dari lembaga-lembaga swadaya lokal, akademisi, pelaku bisnis di Aceh.  Untuk melaksanakan kegiatan penguatan kapasitas masyarakat ini perlu disediakan perangkat dan media dielngkapi dengan tutorial kegiatan praktis yang dapat dilakukan dengan mudah dan konsep yang sederhana namun mewakili konteks pengetahuan yang hendak diketengahkan.
 
Term of Conditions
 
Posisi
:
Consultant (1 Orang)
Jenis Pekerjaan
:
Membuat 5 set Modul Tematik Perubahan Iklim
Tipe Kontrak
:
Short Term Consultant
Supervisor
:
Technical Advisor / Project Leader EU Climate Change
Mulai Bekerja
:
1 Mei 2014
Durasi Pekerjaan
:
3 bulan ( Juli 2014)
 
Deskripsi singkat pekerjaan
 
:
 
Proyek “Transformasi Perubahan Iklim di Indonesia: Sebuah Pendekatan Multi-pihak” yang didanai oleh Uni Eropa, secara keseluruhan merupakan bagian dari komitmen Uni Eropa terhadap rezim perubahan iklim yang telah dibangun di Aceh dan Papua dan telah diinisiasi sejak tahun 2011. Pemerintah Aceh dan Papua telah mempelopori skema mitigasi perubahan iklim melalui inisiatif REDD+, perencanaan tata ruang, moratorium logging dan upaya untuk transisi ke ekonomi hijau. Hal ini tidak terlepas dari skenario dan kebijakan rezim perubahan iklim di tingkat nasional dan international.
 
Mengupayakan ekonomi hijau di Aceh membutuhkan persiapan-persiapan, termasuk di dalamnya mempersiapkan masyarakat yang mampu dan berdaya dalam menterjemahkan peran-peran yang melekat dalam diri mereka ke dalam proses transisi itu sendiri.  Para pihak mulai dari unsur Pemerintah, Pelaku Bisnis, para praktisi, akademisi, masyarakat adat, sudah saatnya mulai menentukan sendiri mekanisme seperti apa yang patut untuk dilakukan dalam konteks penerapan perannya.  Dapat dipahami bahwa proses transisi ekonomi hijau tidak bisa hanya dilakukan dengan memproduksi kebijakan-kebijakan saja tanpa diikuti oleh komitmen para pelaku bisnis, masyarakat yang berada dalam bagan alir perekonomian itu sendiri.  Sehingga, demi proses menuju transisi yang berkeadilan maka upaya utama yang dilakukan adalah harus dilakukan pengarusutamaan peran berserta dengan perangkat pemahaman yang dibutuhkan. 
 
Penguatan kapasitas para pihak akan dilakukan dalam implementasi lanjutan proyek ini (tahun ke-2).  Mulai dari penguatan dengan target pihak pemerintah, praktisi, aktivist, masyarakat lokal, tokoh adat, termasuk  kelompok perempuan. 
 
B.  Kebutuhan Aktual
Dalam 6 bulan kedepan, perangkat dan media yang mendesak untuk dibuat adalah modul pelatihan tematik dengan 5 kategori target sasaran. Ke- 5 modul tematik itu adalah untuk memenuhi kebutuhan implementasi kegiatan proyek ini di komponen 2 diantaranya adalah :
  1. ToT Climate Change & REDD untuk staff pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal yang tergabung dalam Kelompok Kerja/Pokja (Working Group/WG) dan anggota forum multipihak (Multi-stake holder forum/MSF)
ToT ini merupakan rangkaian pengarusutamaan pemahaman tentang Perubahan Iklim dan REDD+.  Kegiatan ToT Perubahan Iklim dan REDD ini diperuntukkan bagi staff taknis pemerintah di Aceh yang berhubungan dengan kegiatan pengendalian serta adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim di Aceh.  Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Bappeda, BLH Aceh, Dinas PU dan Pengairan, dan pihak-pihak pemerintah yang ada dalam Kelompok Kerja/Pokja (Working Group/WG).  Pelatihan ini juga akan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat local yang tergabun dalam Kelompok Kerja/Pokja (Working Group/WG).  Peserta pelatihan untuk kegiatan ini 40 orang.  Pelaksanaan pada April 2014. Pelatihan ini difokuskan pada materi pelatihan utama sebagai berikut;
  • Perubahan iklim dan REDD+
Pada materi ini, peserta akan diberikan teori dan contoh/simulasi yang berhubungan dengan pemetaan kronologis perubahan iklim, sebab-akibat perubahan iklim, pengaruh perubahan iklim dalam sector pembangunan riil serta mengapa perubahan iklim penting untuk dikendalikan dengan pendekatan adaptasi dan mitigasi.  REDD+ merupakan bagian pembelajaran yang tidak terpisahkan dalam konteks mengendalikan perubahan iklim baik adaptasi maupun mitigasi.  Oleh karena itu, terkait dengan penguatan pemahaman tentang perubahan iklim peserta juga diajak untuk brainstorming dan mencapai pemahaman bersama terkait REDD+.  Dengan pemahaman yang kokoh tentang konteks perubahan iklim dan REDD+ maka masing-masing peserta dapat mulai memahami dan menempatkan diri sesuai dengan perannya baik sebagai bagian dari institusi maupun bagian dari pelaku yang terlibat dalam kancah pembangunan berkelanjutan.
  • Konsep-konsep REDD+
Pemahaman Perubahan iklim dan kaitannya dengan pendekatan mitigasi dan adaptasi melalui REDD+ yang telah dipahami melalui materi 1, serta merta diperlukan tentang REDD+ dengan piranti konsepnya.  Piranti konsep-konsep REDD+ penting untuk menjembatani para pihak yang terlibat sebagai peserta pelatihan untuk kemudian dapat mengintegrasikan konsep-konsep tersebut dalam kerangka kebijakan, arahan dan konsepsi implementasi program baik sector pemerintah, praktisi dan atau pelaku bisnis yang tergabung dalam kelompok kerja/Pokja (Working Group/WG).
  • Kerangka Implementasi REDD+
Piranti konsepsional REDD+  yang telah dipahami, mudah mudahan dapat diimplementasikan dalam beragam tindakan nyata, baik dalam kebijakan, praktik Good Governance dan atau prokatik serta implementasi bagi praktisi.  Implementasi REDD+ merupakan satu kesatuan dengan upaya pengendalian perubahan iklim melalui pendekatan adaptasi dan mitigasi.
  • Pengarusutamaan REDD dalam Kebijakan Daerah
Menterjemahkan perubahan iklim, menilik konsep serta kerangka implementasi yang dipahami secara berkelanjutan dan berangkaian diharapkan bermuara akhir pada tujuan penguatan kebijakan daerah  terkait dengan pengarusutamaan REDD+ dalam kebijakan daerah. 
  • Rencana Aksi
Pada tahap akhir pelatihan, peserta secara bersama sama akan membuat Rencana Aksi tindak lanjut untuk mem-follow up beberapa kebutuhan yang teridentifikasi selama kegiatan pelatihan untuk diintegrasikan dalam aksi yang lebih aplikatif, terutama dalam ranah pengajuan kebijakan yang mengandung isi hal hal terkait pengendalian perubahan iklim melalui pendekatan REDD+.  Rencana aksi ini dalam kaitannya dengan peran para pihak akan didorong oleh kelompok kerja/PokJa (Working Group/WG).

2.       Pelatihan Dasar perubahan iklim untuk tokoh masyarakat dan Community Ranger.
Perubahan iklim adalah bukan isu atau topic baru dalam masa sekarang.  Isu ini semakin mencuat diperbincangkan dalam pertemuan-pertemuan untuk pembangunan skala dunia pada abad ke 20.  Kekhawatiran terhadap perubahan iklim sudah diprediksi oleh beragam penelitian dan debat ilmiah pada abad ke 19.  Sejak isu ini makin mencuat dan masuk dalam perbincangan public hingga pada diskusi diskusi relung berbasis komunitas.  Bahasan soal perubahan iklim dan pemanasan global mulai menjadi kekhawatiran yang mendesak untuk dicarikan solusi pengendalian, pencegahan dan penghentiannya.  Meski isu perubahan iklim telah banyak diperbincangkan dalam intensitas yang tinggi, namun melihat pola dan gaya hidup masyarakat di kota dan atau di desa patut diakui bahwa fenomena perubahan iklim itu belum banyak diterjemahkan dalam sebuah pemahaman yang baik dan berimplikasi pada perubahan pola hidup.  Pola hidup, tak sekedar soal pola berkehidupan dalam ranah social semata, namun dalam konteks ini diartikan pada artian lebih luas melalui pola pengelolaan sumberdaya alam yang dilakukan oleh masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kegiatan bercocok tanam, pemungutan hasil alam dan sebagainya.  Proses adaptasi dalam penterjemahan yang belum disadari secara utuh memang telah banyak dilakukan oleh masyarakat kita, terutama yang berhubungan dengan pola tanam padi.  Perubahan iklim yang diyakini oleh ilmuan dan ahli memiliki pengaruh terhadap perubahan kalender musim pertanian serta merta memberikan pembelajaran bagi masyarakat petani, sehingga proses adaptasi kemudian diterjemahkan dengan melakukan re-schedule terhadap waktu tanam. 
Penjelasan singkat di atas, hanya sekelumit dari banyaknya proses adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat yang belum tentu dipahami dalam konteks dampak perubahan iklim.  Adaptasi itu dilakukan berdasar pada pengalaman, pembelajaran dan pembacaan situasi alam dengan intuisi.  Sehingga, dugaan ini perlu direspon dengan proses penguatan pengetahuan dan penginformasian tentang perubahan iklim, factor penyebab, termasuk penjelasan akurat tentang fungsi hutan dalam relevansinya dengan ketahanan pangan masyarakat yaitu proses menanam padi dan mengartikan asupan sumberdaya air bagi persawahan yang berasal dari hulu, hutan.

Pelatihan ini diperuntukkan bagi tokoh masyarakat termasuk community ranger yang ada di wilayah cakupan dua lokasi hutan desa.   Penguatan pengetahuan ini, tidak hanya ditujukan bagi peningkatan pengetahuan peserta semata, namun juga diharapkan, peserta setelah memperoleh pelatihan ini mampu menjadi penyampai pesan (messenger) kepada orang lain tentang perubahan iklim dan hakekat hutan dalam kaitannya dengan ketahanan pangan dan ketersediaan air. 
  1. Pelatihan Dasar Perubahan Iklim untuk Perempuan.
Berkaitan erat dengan penjelasan pada hakekat dan makna penjelasan pada kotak di atas, maka pelatihan dasar perubahan iklim untuk perempuan juga sedemikian.  Namun, pada kategori ini terdapat materi pembelajaran yang berhubungan dengan penginformasian tentang bahwa perempuan merupakan actor dan atau bagian dari masyarakat yang juga memiliki pengaruh yang tidaklah kecil terkait dengan pengendalian perubahan iklim, mulai dengan pendekatan adaptasi dan atau mitigasi.  Pola berkehidupan dalam rumah tangga, dalam kaitannya yang erat dengan pemenuhan kebutuhan pangan dalam keluarga maka sesungguhnya perempuan memiliki peran besar.  Sebagai contoh, perubahan iklim juga dipengaruhi oleh pola penggunaan energy dalam rumah tangga (kompor, kayu bakar dll), pola pengelolaan pangan (menanam padi, membersihkan sawah hingga pada proses menanak nasi), penggunaan air untuk kebutuhan bersawah, dan kebutuhan rumah tangga.  Terkait dengan peran perempuan itu, maka sesungguhnya perempuan sangatlah dekat dengan hal ikhwal yang erat kaitannya dengan perubahan iklim.  Oleh karena itu, penting untuk menginformasikan kepada kaum ibu bahwa perempuan juga hendaknya memulai membangun pemahaman terhadap hakekat perannya itu.  Sehingga, sangat relevan jika materi yang diangkat dalam penguatan pengetahuan ini berhubungan dengan :
  • Pengertian, makna dan dampak Perubahan iklim
  • Hutan dan fungsinya
  • Peran perempuan dalam mengatasi perubahan iklim
  1. Pelatihan Dasar Perubahan Iklim untuk UKL, penyuluh dan Pamhut di Mane dan Cubo (Basis Hutan Desa).
Terkait dengan proses penguatan kapasitas untuk seluruh lapisan peran di dua lokasi Hutan Desa yaitu di Mane dan Cubo, terdapat beberapa peran dan profesi yang juga menjadi concern untuk dilibatkan.  Dalam konteks pengembangan, peningkatan dan penguatan pengetahuan tentang perubahan iklim maka perlu juga diberikan kesempatan pada profesi penyuluh, pamhut, UKL untuk terlibat.  Profesi penyuluh pertanian dan atau lainnya yang berhubungan erat dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup menjadi relevan dilibatkan, mengingat profesi ini bertugas dalam penyadartahuan kepada masyarakat.  Demikian halnya dengan UKL (Unit Kecil Lengkap) yang juga melakukan pendekatan penyadartahuan secara refresif.  Dalam pelatihan ini materi pelatihan berhubungan erat dengan hal sebagai berikut;
  • Perubahan Iklim ; pengertian, makna, hakekat dan hubungannya dengan profesi penyuluh, pamhut, UKL.
  • Identifikasi dan penguatan peran UKL, Pamhut, Penyuluh dalam konteks strategi komunikasi kepada masyarakat.
  • Penggunaan analogi, sketsa/siluet/ soal perubahan iklim sebagai metode penyampaian pesan kepada masyarakat.
 
Kegiatan pelatihan ini akan melibatkan perwakilan pamhut, UKL, penyuluh, dalam wilayah kerja Mane dan Cubo. 
  1. Pelatihan pengantar untuk persiapan REDD+ untuk masyarakat.
Dalam rangka melakukan penyampaian informasi yang utuh kepada masyarakat terkait pengendalian perubahan iklim dimana masyarakat memiliki peran yang komprehensif maka patut untuk juga dilakukan penguatan kapasitas masyarakat soal REDD+ yang sejatinya merupakan salah satu pendekatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.  Keterlibatan masyarakat yang disebut secara komprehensif itu kemudian sebetulnya terkait erat dengan PADIATAPA.  Pada tahun ke-3 proyek ini, kelak akan bermuara pada pendekatan itu, sehingga perlu dijembatani proses peningkatan pemahaman rakyat soal REDD+ bersama dengan piranti yang melengkapinya.  Peserta dalam kegiatan ini ditujukan kepada tokoh masyarakat bersama perangkat gampong dan LDPHD ( Lembaga Desa Pengelola Hutan Desa) dan tidak menutuh kemungkinan untuk keterlibatan anggota masyarakat yang lainnya.  Kegiatan ini akan mengetengahkan pokok bahasan penguatan teoritik dengan muatan sebagai berikut:
  • Pengertian, makna dan Hakekat REDD+ dalam konteks Sosial, Ekonomi danEkologi.
  • Kebijakan dan regulasi terkait REDD+
  • Peran dan fungsi kawasan konservasi untuk pengendali Perubahan Iklim
  • REDD+ dengan pirantinya (BSM, MRV) dan teknik lain sebagai senyawa REDD+.
  • Mengelola Hutan Desa sebagai asset pengendali Perubahan Iklim dengan pendekatan REDD+ 
Setelah mengikuti kegiatan ini sangat diharapkan peserta mengetahui makna, hakekat REDD+ beserta dengan piranti dan senyawanya sebagai salah satu pendekatan adaptasi dan mitigasi Perubahan Iklim.  Lebih daripada itu, peserta juga diharapkan mampu menterjemahkan soal peran dan tata laksana REDD+ yang akan diimplementasikan dekat dengan kehidupan mereka sebagai masyarakat yang berada dan bergantung pada manfaat jasa hutan.

B. Tujuan
Membuat dan mengembangkan 5 set (1 modul utama dan 1 panduan praktis) modul tematik perubahan iklim untuk 5 kategori kegiatan pelatihan yang disebut dalam penjelasan kebutuhan aktual.

C. Output
Output yang dihasilkan :
  • Modul Perubahan Iklim untuk Kelompok Kerja. 
  • Modul Perubahan Iklim untuk UKL,Pamhut dan Community Ranger
  • Modul Perubahan Iklim untuk Tokoh Masyarakat
  • Modul Perubahan Iklim untuk Perempuan
  • Modul Pengantar untuk persiapan REDD+ untuk Masyarakat (LPHD, CR,TM)
  • Buku Praktek (4 buku saku/buku pendamping Modul) terkait praktek-praktek yang dapat dilakukan untuk adaptasi perubahan iklim ( praktek biogas pengganti kayu bakar, praktek pertanian organik termasuk pupuk dan pestisida alami untuk mengurangi tekanan terhadap lingkungan dan menekan biaya produksi, praktek pemanfaatan bioslurry (residu biogas) untuk pupuk dan makanan ikan dan praktek pemanfaatan jerami untuk budidaya jamur).
D. Tahapan
Tahapan Pengerjaan
Delivery Output
  • Diskusi dengan Kelompok Kerja (direncanakan pada 5-6 Mei 2014)
  • Outline input kebutuhan pokja
  •  Pembuatan Modul
  • Draft Modul
  • Diskusi konten/Telaah  dan Revisi
  • Draft Modul hasil Revisi
  • Pembuatan buku saku/buku pendamping
  • Draft buku saku/buku pendamping/buku praktek
  • Pelaporan Final
  • Draft Final dan Proses pengajuan ISBN
  • Diskusi hasil dan rencana tindak lanjut (aksi)
  • Modul Final dan rancangan pelatihan tematik kongkrit.
 
E. Jadwal dan Pelaporan
Kegiatan  pembuatan modul dilakukan dalam rentang waktu Mei  hingga minggu pertama bulan Juli atau setara 3 bulan pengerjaan.  Pelaporan dilakukan pada akhir Bulan Juli 2014 diikuti dengan tahap revisi dan diskusi tindak lanjut untuk aksi kegiatan pelatihan.
F. Kriteria Konsultan
Konsultan yang akan dipekerjakan untuk pekerjaan ini memiliki kriteria sebagai berikut :
  • Sarjana ilmu Biologi, ilmu kehutanan.
  • Memiliki pengalaman minimal 15 Tahun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upaya perlindungan dan konservasi dan pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat yang berhubungan dekat dengan pemanfaatan sumberdaya hutan termasuk di dalamnya pengalaman menjadi pelatih dan fasilitator.
  • Memiliki pengalaman yang sangat baik minimal 15 dalam menulis dan membuat  karya dalam tulisan termasuk Modul Pelatihan dibuktikan dengan produk modul yang pernah dibuat yang berhubungan dengan modul-modul peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam.
  • Memiliki sense of educator (rasa dan naluri seorang pendidik) yang baik terkait dengan strategi dan pendekatan yang tepat untuk beragam target pelatihan.
  • Mengetahui dan memiliki pengalaman serta mengenal budaya Aceh, setidaknya pernah terlibat dalam kegiatan penguatan kapasitas masyarakat di Aceh.
Send your application before 30 April 2014 to:
HR Department Fauna & Flora International - Aceh Office
by email:dkurnia.fairus@gmail.com
by post: Jl. Cumi-Cumi no 15 kec Kuta Alam Lampriet Banda Aceh
“Application for “

Thematic training modul Consultant” should be written as a subject of your e-mail. 
Only applicants selected for an interview for the position will be contacted Identification